Sabtu, 24 November 2018

Aku Menyembah Sang Maha, Bukan Penyembah Berhala


Jika ada yang bertanya, "Kenapa kalian menyembah pohon besar yang berjaket poleng? Maka aku akan menjawab, "Aku tidak menyembah pohon. Aku hanya mempersembahkan baktiku ke Mahluk Lain yang memberiku udara segar setiap harinya. Bukankah Sang Maha itu ada pada setiap mahluk hidup? Jadi apa salahnya aku memberi sembah dan terimakasih kepada pohon yang melambangkan kehidupan alam semesta? Aku merasakan berkah-Nya dan melihat wajah-Nya melalui pohon itu."

Jika ditanya lagi: "Mengapa kalian menyembah batu? Maka aku akan menjawab, "Aku tidak menyembah batu. Tapi aku menyembah apa yang aku percaya. Apa itu? Ya, Pertiwi yang keras dan tangguh menahan pijakan kakiku. Apa salahnya bila aku berterimakasih lewat jalan itu ?

Ah, seandainya nanti ditanya lagi, "Siapa yang kau sembah selama hidupmu? Maka aku akan menjawab, "Oh Tuhanku, aku tak 'tahu' (tidak tercerap oleh inderaku) siapa yang kusembah. Mereka bilang aku harus menyembahMu, tapi aku tak tahu Kau siapa; siapa nama-Mu, bagaimana wajah-Mu, dan dimana rumah-Mu. Aku hanya tahu bahwa bathinku harus percaya, bahwa Kau Pencipta yang patut kusembah. Lantas jawabanku hanya satu (1), "Yang kusembah selama hidupku adalah KOSONG YANG AKU PERCAYA; KOSONG yang tak pernah memaksaku, KOSONG yang tak pernah menyakitiku, KOSONG yang tak pernah berharap diisi orang lain. Karena percaya akan Tuhan bukanlah POLITIK (kekuasaan) yang menghitung pendukung untuk mendapat pengakuan. Dia hanya perlu sentuhan hati yang kosong, percaya tanpa dia berharap akan diisi.

Bukan menyinggung atau ingin menyakiti perasaan orang lain. Aku hanya menyampaikan apa yang kupercaya dan kubawa hingga akhir hayatku, tanpa membandingkan dengan apa yang orang lain percaya. Maafkan aku bila tidak menerima penjelasan tentang konsep Tuhanmu. Karena yang kupercaya adalah Sang Makhluk pemberi kehidupan dan Pemelihara semesta alam. Aku tidak akan menerima konsep tentang Tuhan yang haus akan darah sesama manusia dan senang dengan segala bentuk pertikaian. Biarkan aku menyembah Sang Maha itu dengan caraku sendiri. Dan bila kalian masih ragu tentang apa kupercaya, tunjukkanlah siapa yang kalian percaya itu dan wujud-Nya di depan mata-kepalaku sendiri. Kalau kalian bisa menyanggupinya, mungkin akan kupertimbangkan untuk mempercayainya, tapi tidak akan merubah keyakinanku. Aku akan menghargainya. Kalau tidak bisa, jangan ganggu aku meyakini apa yang harus kuyakini.

Rahayu.


Semoga semua makhluk dan semesta berbahagia.

#Suksma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

https://pusaka.or.id/assets/2018/01/Laporan-Bersama-Catatan-Akhir-Tahun-2017-Vrs.pdf